Umat Malesung, seperti umat beragama lain, harus senantiasa bergantung pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini nampak dari sembayang yang mereka haturkan setiap waktu. Umat Malesung memohon kepada Apo Kasuruang Wangko agar doa-doa dan permintaan mereka didengar. Mereka pula mengharapkan agar dibukakan jalan saat mereka berjuang dan mengusahakan kehidupan yang baik. Selain itu, mereka meminta agar dijauhkan dari kesialan dan penyakit. Permohonan perlindungan bebas dari bahaya juga selalu dipanjatkan. Bahkan umur panjang pula selalu diminta.
Saat ini bumi sedang dilanda penyakit virus Korona (Covid19). Ribuan orang telah menjadi korban keganasan wabah yang bermula di kota Wuhan Negeri Cina itu. Nampaknya nyaris tak ada satu negara pun yang sanggup luput dari pandemik tersebut. Dalam situasi begini, selain mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap menjaga jarak (social distancing atau phisical distancing), kita juga diminta secara bersama memanjatkan doa kepada Yang Maha Esa. Semua demi punahnya penyakit ini.
Menuruti arahan pemerintah dapat memutus rantai penyebaran virus. Tapi ini menciptakan persoalan baru bagi kita masyarakat biasa yang ekonominya tidak stabil. Pembatasan mobilisasi massa dan pelarangan berkerumun membuat masyarakat harus tinggal di rumah untuk waktu yang entah sampai kapan. Jika hanya satu-dua hari ini takkan bermasalah. Namun, begitu "pengurungan" ini berlangsung seminggu, sebulan atau bahkan lebih, masalah baru muncul. Sumber pendapatan tak ada. Pasokan bahan makanan pun kian menipis. Masyarakat bisa berontak karena lapar. Khalayak ramai dapat marah bila mereka kehausan.
Sebagai umat pemeluk agama Malesung kita mesti tenang dan bisa mengatasi keadaan. Kita harus tetap keter (kuat), nga'asan (bijaksana), dan niatean (berhati nurani), dan semoga kiranya penggalan doa di bawah ini diucapkan dengan sungguh-sungguh kepada Sang Khalik dan Penyembuh Segala Penyakit. Begini doanya:
Eh royor, Kasuruang Si Nimema in tana wo langit, Kasuruang si Nimengkas eng lalan Karondoran.
Opo Kasuruan eh, Opo manembo-nembo, Opo Renga-rengan eh.
Tembone se mengalei. Ilale-lalei. Wengkasen lampangan e.
Piki-pikian un sakit, kelu-kelungan un kelungio watu.
Iyayo a se Lokon Telu, pakatuan, pakelawiren. Siou.
Maknanya:
Ya Tuhan Yang Lurus Bersih dan Selalu Mengalirkan berkat, Tuhan Sumber Segala Benih Yang Menciptakan Bumi dan Langit, Tuhan Yang Membuka Jalan Kebenaran dan Lurus.
Tuhan Sumber Segala Benih, Tuhan Yang Memandang Keseluruhan, Tuhan Yang Tercipta Bersama-sama Dengan Dunia atau Yang Ada Dimana-mana.
Pandanglah mereka yang memuja. Lanjutkan usia mereka. Bukakan jalan perjuangan hidup mereka.
Luputkanlah dan jauhkanlah dari macam-macam penyakit. Lindungi apalah kiranya. Pelindung batu. Antarkan sampai tiba di tiga puncak yang tinggi, panjangkan umur, lanjutkan usia. Sudah genap (amin).
Saat ini bumi sedang dilanda penyakit virus Korona (Covid19). Ribuan orang telah menjadi korban keganasan wabah yang bermula di kota Wuhan Negeri Cina itu. Nampaknya nyaris tak ada satu negara pun yang sanggup luput dari pandemik tersebut. Dalam situasi begini, selain mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap menjaga jarak (social distancing atau phisical distancing), kita juga diminta secara bersama memanjatkan doa kepada Yang Maha Esa. Semua demi punahnya penyakit ini.
Menuruti arahan pemerintah dapat memutus rantai penyebaran virus. Tapi ini menciptakan persoalan baru bagi kita masyarakat biasa yang ekonominya tidak stabil. Pembatasan mobilisasi massa dan pelarangan berkerumun membuat masyarakat harus tinggal di rumah untuk waktu yang entah sampai kapan. Jika hanya satu-dua hari ini takkan bermasalah. Namun, begitu "pengurungan" ini berlangsung seminggu, sebulan atau bahkan lebih, masalah baru muncul. Sumber pendapatan tak ada. Pasokan bahan makanan pun kian menipis. Masyarakat bisa berontak karena lapar. Khalayak ramai dapat marah bila mereka kehausan.
Sebagai umat pemeluk agama Malesung kita mesti tenang dan bisa mengatasi keadaan. Kita harus tetap keter (kuat), nga'asan (bijaksana), dan niatean (berhati nurani), dan semoga kiranya penggalan doa di bawah ini diucapkan dengan sungguh-sungguh kepada Sang Khalik dan Penyembuh Segala Penyakit. Begini doanya:
Eh royor, Kasuruang Si Nimema in tana wo langit, Kasuruang si Nimengkas eng lalan Karondoran.
Opo Kasuruan eh, Opo manembo-nembo, Opo Renga-rengan eh.
Tembone se mengalei. Ilale-lalei. Wengkasen lampangan e.
Piki-pikian un sakit, kelu-kelungan un kelungio watu.
Iyayo a se Lokon Telu, pakatuan, pakelawiren. Siou.
Maknanya:
Ya Tuhan Yang Lurus Bersih dan Selalu Mengalirkan berkat, Tuhan Sumber Segala Benih Yang Menciptakan Bumi dan Langit, Tuhan Yang Membuka Jalan Kebenaran dan Lurus.
Tuhan Sumber Segala Benih, Tuhan Yang Memandang Keseluruhan, Tuhan Yang Tercipta Bersama-sama Dengan Dunia atau Yang Ada Dimana-mana.
Pandanglah mereka yang memuja. Lanjutkan usia mereka. Bukakan jalan perjuangan hidup mereka.
Luputkanlah dan jauhkanlah dari macam-macam penyakit. Lindungi apalah kiranya. Pelindung batu. Antarkan sampai tiba di tiga puncak yang tinggi, panjangkan umur, lanjutkan usia. Sudah genap (amin).
Comments
Post a Comment