Umat Minahasa atau tou Malesung adalah umat ciptaan Apo Kasuruang Wangko yang adalah Tuhan Sumber Segala Benih. Tuhan pencipta segalanya itu pula adalah Tuhan Yang Maha Kaya atau disebut Empung Wailan Wangko.
Karena umat manusia adalah ciptaanNya maka pasti Dia ingin agar ada tersedia keselamatan bagi kita semua. Oleh karena itu senantiasa diutusNya para Empung, Apo-apo dan Walian sebagai pengingat kepada umat sehingga selalu berjalan di karondoran (jalan kebenaran, lurus), bukan di kaengkolan (jalan dosa, bengkok).
Para Walian adalah mereka yang terpilih oleh kuasa di atas
menjadi penyambung lidah timbal balik. Mereka adalah lidah Tuhan yang
disalurkan melalui para Empung maupun
Opo/Apo. Mereka menyatakan dan
menetapkan hukum kehidupan serta mengadili (hakim) atas manusia di dalam segala
permasalahan hidup termasuk yang melanggar hukum dan peraturan. Mereka adalah pendeta sekaligus imam, nabi bahkan rasul dalam agama Malesung.
Walian-walianlah yang dibantu para tona'as, merupakan manusia wakil Yang Maha Esa, untuk membimbing dan mengantarkan umat di jalan kebaikan dan kebenaran. Jalan tumou tou (membantu sesama manusia untuk hidup). Bukan jalan tumongko' tou atau sumera' tou (mencelakakan sesama manusia).
Umat Malesung mengumpamakan keselamatan itu seperti Kakapoya'ang, alat pembuat api yang dicipta dari dua potong kayu kering. Gesekan dua kayu, lama-lama akan menciptakan panas dan api kecil. Lalu api itu membesar seiring ada pencampuran dengan benda-benda halus lain yang mudah terbakar.
Jadi, sejatinya keselamatan itu bagi umat Malesung, meski anugerah Yang Maha Kuasa, harus diusahakan lewat laku hidup. Harus dijaga dan dipelihara jangan sampai mati. Layaknya api yang sangat penting bagi umat Malesung, mesti dijaga jangan sampai padam atau malah membakar.
Umat Malesung selalu diberikan kesempatan untuk memperoleh keselamatan. Namun, akan diadili berdasarkan perbuatan dan laku hidup. Setelah diadili dia akan didisiplinkan dengan berat untuk mendapatkan kesempatan lain. Kalau dia lulus, dia mendapatkan upah yang layak. Sebagaimana Keke Pandagian dan Maroaya atau Kawangkalan yang setia, bersih hati dan pikirannya dihadiahi kehidupan baru yang mulia.
Comments
Post a Comment