Oleh Lingkan Tombuku
Seperti penganut agama lain, penghayat agama atau kepercayaan Malesung juga berdoa. Kayaknya doa itu sama umurnya dengan manusia. Sejak manusia ada dan merasa ada kekuatan melampaui dirinya, sejak itulah manusia berdoa. Dari kata-kata sederhana yang pendek sampai berwujud kalimat-kalimat puitis yang lebih panjang.
Orang Malesung yang tergabung dalam organisasi Lalang Rondor Malesung (LAROMA) diajarkan berdoa dengan mengangkat tangan ke langit menghadap ke timur. Timur adalah tempat terbit matahari. Matahari memiliki manfaat dan kekuatan melebihi manusia. Matahari dianggap lambang Tuhan Yang Maha Kuasa: yang memiliki kuasa memberi hidup dan mengambil hidup.
Sikap berdoa tidak diatur dengan ketat. Yang ada adalah kebiasaan. Dalam posisi berdiri tangan terbuka ke langit. Menyapa dan meminta Tuhan agar mendengar keluhan dan permintaan kita. Atau sambil kedua tangan tertutup di atas lutut.
Bisa juga kedua telapak tangan saling melekat menunjuk ke atas. Lalu kaki kanan disentakkan ke tanah sebanyak tiga kali sambil memanggil para leluhur atau Roh Suci dan Agung yang adalah kapa'ar i Casuruang atau rekan berbicara Tuhan. Sentakan tiga kali ada pengingat tiga tokoh besar. Mahluk mulia.
"Oh Apo' Kasuruang Wangko' Si Apo' Nimema' In Tana' Wo Lawa'! Copus yi'i aku. Iwe'e mi'i keter wo owak sama'. Wengkasen lalang lampangan. Tio' iwaya-waya asi lalang kaengkolan. Pakatuan wo pakalowi'den. Lekep Nate yaku mangila'."
Artinya Ya Tuhan Sumber Segala Benih Apo yang menciptakan bumi dan langit. Kasihilah aku. Berilah kuat dan kesehatan. Bukakanlah jalan. Jangan biarkan kiranya di jalan yang sesat. Panjangkanlah umur. Segenap hati aku berdoa."
Doa-doa yang pendek asalkan diucapkan dengan penuh kesungguhan maka akan terkabul. Tapi harus dipahami bahwa doa adalah permintaan dan harapan. Bukan perintah yang harus dikabulkan Tuhan. Doa lebih banyak condong pada ungkapan terima kasih dan menyerahkan sepenuhnya kepada kehendak Apo' Empung Kasuruang atau Tuhan Sumber Segalanya. Doa adalah wujud kerendahan hati kita.
Sebelum dan sesudah melakukan sesuatu, doa perlu dipanjatkan. Karena doa bisa menjadi pengingat dan pembangkit semangat dan keyakinan. Maka berdoalah setiap saat. Doa adalah tanda bahwa kita menyadari betapa kita sangat bergantung pada kekuatan Tuhan.
Bangun tidur ambillah air ucapkan doa. Usapkan air ke wajah. Sebagaimana air mengalir, demikianlah diharapkan supaya segala penyakit, kesialan dan musibah hanyut terbawa air. Sebelum dan sesudah bekerja, makan dan minum tuturkan doa. Minta kepada Sang Kaya (Wailan) supaya diberkati secara berlimpah.
Lakukan kebiasaan berdoa itu di hadapan anak-anak dan orang-orang muda. Agar sejak dini mereka akan terbiasa dan akrab dengan tradisi positif tersebut. Agar mereka sadar akan kemahahadiran Tuhan dan Roh-roh Suci para leluhur.



Comments
Post a Comment