Kisah Penciptaan Dalam Agama Malesung


Empung Wailan Wangko atau Apo Kasuruang Wangko memberi kuasa penuh kepada Empung Karema untuk menata dan menyusun maupun mengatur alam ririmpuan, ia pula diberi kuasa untuk mencipta benda-benda lain. Kedelapan Empung lain yang tidak mempunyai kuasa untuk mencipta, membantu Empung Karema. Demikianlah alam ririmpuruan terisi dan demikian pula kayoba'ang atau bumi dibentuk. Pada awalnya, kayoba'ang dibentuk dari kelima benda awal yaitu udara, tanah, bantu, air dan api.

Maka oleh Empung Karema diambilnya sebagian zat dari masing-masing benda awal, yaitu kai, watu, soit, ra’a dan wa’a, serta beberapa kaesuru dan kaependan yang ada di alam dalam ririmpuruan yang tidak terdapat pada kelima benda di atas. Maka dari campuran yang baru ini, diciptakannya benda tumbuhan atau ari. Adapun ari atau tumbuhan awal ini terdiri dari sembilan jenis tumbuhan dan sifat tumbuhan ini dapat berpindah tempat (merayap pelan). Maka oleh kesembilan Empung, masing-masing menanamkan sifat-kuasa untuk satu tumbuhan. Demikianlah masing-masing tumbuhan awal membawa satu sifat-kuasa. 

Maka kemana pun mereka berpindah, baik satu atau berkelompok satu jenis atau pun berkelompok campuran jenis, tempat dimana mereka lalui atau tempat dimana mereka diam, sifat-kuasa mereka akan memancar serta mempengaruhi di sekitarnya. Oleh sifat mereka yang dapat berpindah, terjadilah pembauran sesama mereka dan membentuk tumbuhan yang dikenal sekarang ini. Namun demikian, kesembilan tumbuhan awal atau ari tetap ada hingga sekarang ini.


Maka oleh Empung Karema, diambilnya zat dari kesembilan tumbuhan ari  dan dicampurnya tersendiri ke masing-masing benda awal yaitu air, tanah, api, udara dan bantu. Demikianlah terbentuk binatang pertama sebanyak lima jenis dari masing-masing percampuran di atas. Maka kelima jenis ular yang pertama itu mempunyai lima warna atau satu ular mempunya satu warna utama. Maka sifat kelima ular awal ini adalah tidak dapat dipengaruhi oleh sifat-kuasa kesembilan tumbuhan awal. Maka mereka ditugaskan untuk mengawal kesembilan tumbuhan awal. 

Dimana terdapat satu atau kelompok tumbuhan awal yang bergerak atau diam di suatu tempat, disitulah terdapat sejumlah ular yang mengelilingi gerak atau diamnya tumbuhan atau kelompok tumbuhan awal. Tubuh ular akan menyerap atau memantulkan balik sifat-kuasa yang dipancarkan tumbuhan awal sehingga dengan demikian memperkecil ruang lingkup yang terkena pengaruh sifat-kuasa tumbuhan awal.

Maka Empung Karema mengambil zat-zat dari masing-masing tumbuhan awal dan tiap zat dari satu tumbuhan awal dicampurkannya dengan zat-zat dari kelima benda awal (zat dari delapan tumbuhan awal yang membawa delapan sifat Empung). Diciptanya delapan binatang awal yang mendampingi ular. Maka masing-masing binatang itu mempunyai sifat-kuasa khusus. Oleh pembauran kesembilan binatang tersebut, terbentuklah binatang-binatang lainnya seperti yang ada sekarang.

Adapun kesembilan mahluk sempurna atau Empung itu menetap di langit batas, yaitu di ririmpuruan. Mereka mempengaruhi alam di dalam ririmpuruan  termasuk bumi dengan segala isinya. Maka mereka bergerak di alam langit ini, bergerak di bumi ini, memancarkan kuasa-sifat mereka dalam mengatur keseimbangan kehidupan.

Tidak ada penjelasan nyata perihal pandangan masyarakat Malesung terhadap bentuk bumi. Namun kalau kita mempelajari tongkat Sinakedan, khususnya bagian lancip yang menunjuk ke atas dan lancip bagian tongkat yang menunjuk atau menekan ke tanah, besar kemungkinan hal itu mengartikan pula penunjukkan bentuk yang sama antara ririmpuruan dan kayoba'ang. Dan bilamana ririmpuruan itu adalah seperti kepala manusia yang lebih bermaksud bulat, maka bumi ini kira-kira sama dengan bentuk ririmpuruan  atau bulat.

Adapun manusia itu tidak dicipta oleh Empung Karema, tetapi langsung atas kuasa dan buah tangan Tuhan Maha Kuasa, yakni Empung Wailan Wangko atau Apo Kasuruang Wangko. Tuhan memberi tugas dan tanggungjawab kepada Empung Karema untuk mendampingi dan mengajar pengetahuan hidup kepada manusia.

Comments