Langit Ririmpuruan
Langit Ririmpuruan dipimpin oleh Empung Karema.
Langit ini bersifat udara yang menghembus dan menghisap. Tempat para Empung atau sembilan mahluk sempurna. Hubungan ke atas adalah
sebagai tempat mereka melapor hasil kerja serta perkembangan yang terjadi dan
mendapat perintah tugas dari Empung
Wailan Wangko. Hubungannya ke bawah adalah mengatur pergerakan dan
keseimbangan dalam ruang Ririmpuruan termasuk
Kayoba'ang (bumi) dengan segala isinya. Yang menjadi tugas pokok para Empung adalah memancarkan sifat-kuasa mereka kepada kehidupan di alam kayoba'ang atau mempengaruhi kehidupan untuk kehidupan keseimbangan.
Langit Waransenduk
Langit Waransenduk tidak ada
pemimpinnya. Langit ini bersifat udara yang meyambung nafas kehidupan. Langit
ini merupakan tempat Apo atau Opo Kawangkalan atau Maroaya berada,
dimana ia terpilih atas keindahan dan kebersihan hati dan pikiran serta
kemerduan suaranya maupun indahnya menyusun kata-kata pujian dan permohonan
kepadaNya. Dia seorang perawan yang belum mengenal kenajisan hidup dan semasa
ia masih berada di bumi, Empung Wailan
Wangko sendiri yang mengangkatnya dan menempatkannya di suatu tempat khusus
di Waransenduk. Tiada hentinya dia memohon dan berdoa serta memuji Empung Wailan Wangko.
Langit ini juga sebagai tempat
pertemuan manusia ciptaan pertama dan manusia ciptaan baru, yaitu tempat kaum Apo atau Opo Naiwaka in Tana dan Apo atau Opo Rengan beserta keturunannya sampai
kesembilan dengan kaum Apo atau Opo Lumimuut dan Apo atau Opo Toar dan
sebagian anak cucu. Maka mereka semua melayani dan mendampingi Apo atau Opo Kawangkalan/Maroaya.
Hubungan ke atasnya, yang terutama,
suara Apo atau Opo Kawangkalan atau Maroaya yang menghibur itu selalu didengar
dan dijawab oleh Empung Wailan Wangko. Maka
ia adalah penerima nafas kehidupan dariNya. Sedangkan hubungan ke bawahnya
yaitu Apo atau Opo Kawangkalan meneruskan nafas kehidupan ke kayoba'ang Malesung.
Yang menjadi tugas pokok para Empung adalah para Apo atau Opo dari
generasi ciptaan awal kurang mencampuri masalah ke bawah, namun turut meninjau
perkembangan kayoba'ang dan
membicarakan hal-hal perlu dengan para Empung
Ririmpuruan.
Apo atau Opo Lumimuut dan Apo atau Opo Toar serta
sebagian anak mereka aktif mencampuri urusan permasalahan ke bawah dan juga
berhubungan dengan para Empung Ririmpuruan.
Kedua generasi Apo atau Opo mendampingi dan terus
memberi kekuatan kepada Apo atau Opo Kawangkalan. Mereka juga memohon
melalui Kawangkalan serta meneruskan jawabanNya yang disampaikan melalui Apo atau Opo Kawangkalan untuk diteruskan ke bawah.
Maka Apo atau Opo Kawangkalan
tiada hentinya berdoa dan memohon dengan hati yang pecah dan deraian air mata
untuk kepentingan masyarakat dan tanah Malesung. Dia juga dikenal sebagai Apo atau Opo yang memberi kesuburan kepada tanah, tumbuhan, binatang maupun
manusia untuk benih keturunan. Di saat tertentu ia akan turun ke kayoba'ang untuk memberi kesuburan bagi
yang membutuhkan, dia dikenal juga sebagai Apo
atau Opo yang ditunggu
kedatangannya dimana pada saat itu ia akan turun dalam wujud tubuh yang nyata
serta merubah Malesung menjadi makmur.
Apo atau Opo Lumimuut dikenal juga sebagai Apo atau Opo si nimema in tana’ disebut sebagai pencipta tanah Malesung. Karena
kalau bukan melalui dia, yang direncanakan oleh Tuhan Maha Kuasa, tidak akan ada tanah
Malesung. Maka Apo atau Opo Lumimuut mendapat kuasa dari Dia
untuk memberkati tanah Malesung, yang kuasanya ini disalurkan melalui
anak-anaknya untuk melaksanakan ke kayoba'ang
Malesung. Maka Kawangkalan yang walaupun mendapat penyaluran kuasa langsung
dari Dia, tetap akan memohon izin kepada Apo
atau Opo Lumimuut.
Apo atau Opo Toar yang menjadi bapak bagi
seluruh kaum Malesung dilambangkan sebagai, sebagaimana ia tercipta, demikian pula ia dilambangkan sebagai perpaduan
yang nyata dan yang gaib. Dia adalah wujud dari suatu janji, antara Apo atau Opo Karema kepada Apo atau Opo Lumimuut, karena itu dia disebut kebenaran.
Dia disamakan sebagai matahari yang
memancarkan sinar kehidupan kepada Apo atau Opo Lumimuut atau bumi, yaitu sebagai anak
yang dilahirkan, dia bagaikan cahaya semangat kehidupan bagi Apo atau Opo Lumimuut. Pada saat dia dewasa wajahnya mirip angin awahat itu. Maka cahaya semangat
kehidupan dalam diri Apo atau Opo Lumimuut berubah menjadi cahaya
pengharapan dalam arti kebutuhan seorang manusia perempuan terhadap pasangan
hidup. Pada saat Apo atau Opo Toar menjadi suami Apo atau Opo Lumimuut dia dilambangkan sebagai matahari yang memancarkan
sinar panas kehidupan kepada bumi atau Apo
atau Opo Lumimuut yang subur serta menghasilkan benih-benih keturunan.
Langit Karagesan
Langit Karagesan dipimpin oleh Apo atau Opo Tumondoring
dan Apo atau Opo Sinendenan. Langit
ini bersifat udara yang mengatur dan memelihara nafas kehidupan. Apo atau Opo Tumondoring dikenal sebagai Apo atau Opo yang tanpa
celah, baik tubuh, jiwa dan perilakunya.
Maka di langit ini terdapat dua mesbah taratak api yang tidak pernah mati,
dimana setiap saat dibakar kemenyan yang mengeluarkan bau harum. Maka satu
mesbah diurus oleh Apo atau Opo Tumondoring
untuk persembahan bagi kemuliaan, kebesaran Empung
Wailan Wangko. Mesbah lainnya diurus oleh Apo atau Opo Sinendenan
untuk kehidupan dan kesuburan maupun kesejahteraan tanah dan masyarakat
Malesung.
Adapun persembahan foso keluarga atau pribadi
dengan maksud kepentingan tertentu yang ditujukan kepada Empung Wailan Wangko, maka kebutuhan foso tersebut ditujukan kepada
Apo atau Opo Tumondoring. Maka Apo atau Opo Sinendenan dikenal pula sebagai Apo atau Opo yang memegang kunci atau pintu air langit atau hujan. Maka
dia mengatur masa atau waktu hujan, terkecuali di saat darurat dimana manusia
dan tanah Malesung sangat membutuhkan air. Maka Apo atau Opo Tumondoring
dan Sinendenan bertugas untuk memilih dan mengangkat walian-walian di kayoba'ang Malesung.
Maka tugas-tugas walian itu
berbeda-beda, ada yang untuk pertanian, pengobatan, melihat nasib, peperangan
dan banyak lagi, namun ada pula yang mendapat hikmat untuk menguasai semua
bentuk tatacara dan upacara foso. Tugas pokok para Apo atau Opo
adalah menjaga dan memelihara
mesbah taratak foso; memilih dan
mengangkat walian-walian di kayoba'ang Malesung.
* Tulisan ini merupakan hasil kerja dari
komisi yang beranggotakan seluruh wakil dari kaum-kaum di tanah Minahasa untuk
menggali sejarah asal-usul, budaya termasuk hukum adat dan kepercayaan atau
agama masa lampau serta banyak hal-hal lainnya. Mereka mulai bekerja pada 8
Maret 1854 dan menyelesaikan tugas pada 25 Januari 1896 dengan hasil tiga
bundel terkait hukum adat Minahasa. Tulisan ini kemudian disusun ulang dan diperbaharui
bahasanya oleh beberapa orang. Termasuk yang terakhir, yang lebih suka dipanggil
dengan nama Natetomalesa.
Comments
Post a Comment