Langit Kalawakan atau Owakan dipimpin oleh Apo atau Opo Kumokomba. Sifat langit adalah api semangat
dan pertolongan, namun juga yang merampas dan memberi celaka dalam kehidupan.
Pemimpin langit ini yang memegang kuasa pertolongan, perlindungan dan kekuatan,
namun yang juga memberi kelemahan dan celaka.
Adapun Apo atau Opo Muntu-untu yang mengukur dengan tongkatnya
seberapa besar yang dibutuhkan oleh manusia dan alam yang meminta pertolongan,
akan meneruskannya kepada Apo atau Opo Kumokomba di Kalawak atau Owakan dan Apo Atau Opo Kopero di Kapataran.
Kalawakan atau Owakan ini adalah tempat dimana Apo atau Opo Kumokomba membicarakan masalah bantuan dan
pertolongan yang sudah ditakar oleh Apo atau Opo Muntu-untu untuk kebutuhan manusia dan alam,
dengan Apo atau Opo lainnya yang mempunyai
kuasa dalam bidang mereka masing-masing. Demikianlah pertolongan, bantuan dan
perlindungan ditentukan dan diberikan melalui langit Kalawakan atau Owakan ini.
Di tempat ini pula ditentukan hukuman dan ganjaran apa yang harus diberikan
kepada manusia yang sudah mendapat pertolongan namun yang sudah dimanfaatkan
salah atau yang lupa daratan. Hubungan ke atas langit ini adalah ke Kasendukan.
Sedangkan hubungan ke bawah adalah ke Kayoba'ang Malesung.
Maka tugas pokok para Apo atau Opo di Kalawakan atau Owakan
adalah memberi bantuan, kekuatan dan perlindungan, sesuai sifat kebutuhan yang
memohon. Juga untuk memberi ganjaran peringatan bagi mereka yang ditolong namun
memanfaatkan salah.
Bila manusia itu tidak berubah, maka kematian akan
menimpahnya.Di Kalawakan atau Owakan ini proses persiapan tuduhan kepada mu’kur atau muku’d manusia dipersiapkan sebelum manusia tersebut dibatasi atau
dikurangi hidupnya. Maka manusia yang hidup lurus pun selama di kayoba'ang dan meninggal di dalam
ketenangan, tetap akan disusun apakah ada tuduhan atasnya.
Maka penyusunan tuntutan itu disusun
berdasarkan tuntutan-tuntutan para Apo atau Opo yang sudah menyalurkan kuasa pertolongan
mereka kepada calon tertuduh. Juga tuntutan dan tuduhan dari mereka yang
menderita atau menjadi korban akibat tindakan perbuatan calon tertuduh. Maka
mereka itu adalah manusia, tumbuhan dan seluruh benda di alam kayobaan Malesung.
Maka umur manusia calon tertuduh itu
akan diteruskan kepada Apo atau Opo Tantumoitow di langit Sinayawan yang berkuasa
untuk memperpendek dan memperpanjang umur manusia atau benda hidup kayoba'ang lainnya. Maka di pengadilan
Kasendukan, Apo atau Opo Kumokomba bertindak sebagai penuntut.
Dia
dibantu Apo atau Opo Kerito. Maka Apo atau Opo Kerito ini, bagian tubuh atasnya terdiri dari
daging dan tubuh bawahnya dari batu. Ini mengartikan, Kerito adalah Apo atau Opo yang hidupnya abadi
(lambang batu) namun perasaan dan cara berpikirnya adalah sama dengan manusia. Apo atau Opo Kerito mendampingi Apo atau Opo Kumokomba yang memberi
pandangan dari segi perasaan dan pernikahan manusia.
Maka Apo atau Opo Kumokomba melambangkan Apo atau Opo yang menguasai kuasa kegaiban. Maka semakin
besar kuasa pertolongan yang diberikan kepada manusia, semakin besar pula
syarat-syarat yang harus dipenuhi manusia dan semakin besar pula penilaian tuduhan
akan diberikan.
Langit Sinayawan
Langit Sinayawan dipimpin oleh Apo atau Opo Tantumoitow atau Panditantow. Sifat langit
adalah api yang membatasi kehidupan. Maka setiap manusia, sejak masih dalam
kandungan perempuan, oleh Apo atau Opo Tantumoitow sudah dibuat sebuah tongkat untuk
menentukan umur hidupnya.
Langit Sinayawan ini merupakan gudang yang penuh
berisi dengan tongkat-tongkat nasib umur. Maka jumlah tongkat tersebut adalah
sama dengan jumlah manusia di Malesung, termasuk mereka yang sudah terbentuk
dalam kandungan perempuan. Setiap manusia itu sudah ditentukan batas
umurnya dengan tanda-tanda yang digariskan pada tongkatnya di langit Sinayawan.
Hubungan ke atas langit ini adalah nenunggu keputusan dari Kasendukan.
Sedangkan hubungan ke bawahnya adalah melaksanakan tugas sesuai fungsinya.
Maka penentuan batas umur ini ditentukan di Kasendukan. Apo atau Opo Tantumoitow dengan para
pembantunya bertugas untuk mencabut nyawa, yaitu melepaskan mu’kur atau muku’d manusia dari awak atau owak atau tubuhnya.
Namun Apo atau Opo ini mempunyai kuasa tersendiri pula untuk
memberi kesempatan terakhir kepada manusia. Maka secara normal, manusia itu
sudah ditentukan masa waktu hidupnya oleh Apo
atau Opo Tantumoitow.
Namun ia juga harus melaksanakan keputusan dari Kasendukan yaitu memperjuangkan
umur Apo atau Opo Karena amal dan
perbuatan baik, karena manusia itu
bermanfaat bagi kepentingan keseimbangan hidup maupun sesama hidup. Juga memperpendek
umur oleh karena kehidupannya yang merugikan keseimbangan hidup maupun bagi
sesama manusia. Dan lain-lain pertimbangan.
Langit Kapataran
Langit Kapataran dipimpin oleh Apo atau Opo Kopero yang dibantu Apo atau Opo Marendor. Langitnya bersifat tanah yang
membela kehidupan. Apo atau Opo Kopero mempunyai kuasa khusus untuk mengetahui
kualitas fisik, jiwa maupun mental dan spiritual pribadi seseorang manusia.
Sebagaimana sifat tanah, ada yang subur dan gersang, berbatu dan berpasir,
demikian pula manusia. Apo atau Opo Kopero lebih melambangkan kuasa dan kekuatan
nyata. Dia lebih menjurus kepada kenyataan kehidupan manusia sebagaimana
adanya. Kalau Apo atau Opo Kumokomba memberi bantuan pertolongan melalui
kekuatan dan kuasa gaib, dan manusia menerima tanpa harus memikirkan atau menerima
dengan iman.
Apo atau
Opo Kopero lebih cenderung untuk
menuntun dan membantu manusia melalui akal dan perasaan, agar manusia itu sadar
akan apa yang diperbuatnya dan percaya diri. Maka kuasa gaib hanya dapat
diberikan bilamana manusia benar-benar mengalami kebuntuan. Karena bilamana
manusia itu terus-menerus menerima bantuan kuasa gaib, dia tidak akan dapat
berdiri sendiri dan bahkan tidak percaya diri dan berkemampuan.
Apo atau Opo Marendor adalah Apo atau Opo yang sebagian tubuhnya
terdiri dari batu (sifat Apo atau Opo yang abadi) dan sebagian tubuh bawahnya
terdiri dari daging (terbalik dengan Apo
atau Opo Kerito). Maka cara berpikir
dan menilai adalah seperti sifat Apo atau Opo namun menguasai tingkah laku manusia.
Hubungan ke atasnya adalah ke Kasendukan. Sedangkan hubungan ke bawahnya
adalah ke Kayoba'ang Malesung. Tugas-tugas pokok yang dilaksanakan para Opo atau Apo di langit
Kapataran adalah menentang pemberian kuasa pertolongan gaib dengan tanpa
mengukur kemampuan seseorang dari segala segi.
Selain itu juga menolong dan
menuntun manusia atas akal dan perasaan. Namun dapat pula memberi kuasa
pertolongan gaib. Disebutkan bahwa Apo atau Opo Kopero tidak pernah memberi kuasa pertolongan
gaib untuk waktu yang lama, namun hanya untuk saat-saat yang dibutuhkan. Apo atau Opo Kopero bukanlah seorang
Apo atau Opo yang memberi kekuatan
untuk perang atau berkelahi, namun dia adalah seorang Apo atau Opo yang pandai mengatur strategi perang dan dapat
mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan dan menunggu saat tepat untuk
menundukkan lawan.
Di Kapataran, semua pembelaan disusun untuk mu’kur atau muku’d yang
akan diadili di Kasendukan. Maka mu’kur atau muku’d itu dengan bebas dapat
mengemukakan masalahnya karena tidak ada satu rahasia yang dapat mereka simpan
di hadapan Apo atau Opo Kopero.
* Tulisan ini merupakan hasil kerja dari komisi
yang beranggotakan seluruh wakil dari kaum-kaum di tanah Minahasa untuk
menggali sejarah asal-usul, budaya termasuk hukum adat dan kepercayaan atau
agama masa lampau serta banyak hal-hal lainnya. Mereka mulai bekerja pada 8
Maret 1854 dan menyelesaikan tugas pada 25 Januari 1896 dengan hasil tiga
bundel terkait hukum adat Minahasa. Tulisan ini kemudian disusun ulang dan
diperbaharui bahasanya oleh beberapa orang. Termasuk yang terakhir, yang lebih
suka dipanggil dengan nama Natetomalesa.
Comments
Post a Comment